Thursday, June 14, 2012
Tuesday, June 12, 2012
An Invisible Sign (movie review)
Weekend kemarin menyempatkan diri menonton film yang judulnya 'menarik'.
An Invisible Sign
Starred by me, eh... maksudnya Jessica Alba
Nice movie (not a great one, but a nice drama).
About life, family, and being a grown up.
I think the main topic is about taking control for your own life.
You can't wait for someone to come take control and clean up the mess and deal with everything for you.
You are the person in charge.
You take control.
You make your own decision.
Live your life to the fullest.
Learn from your mistakes.
No regrets.
*picture taken from here.
An Invisible Sign
Starred by me, eh... maksudnya Jessica Alba
Nice movie (not a great one, but a nice drama).
About life, family, and being a grown up.
I think the main topic is about taking control for your own life.
You can't wait for someone to come take control and clean up the mess and deal with everything for you.
You are the person in charge.
You take control.
You make your own decision.
Live your life to the fullest.
Learn from your mistakes.
No regrets.
*picture taken from here.
Tuesday, June 05, 2012
Habibie & Ainun (book review)
I was intended to make a book review as soon as I finished reading this book "Habibie & Ainun", tapi belum saja menyempatkan diri untuk benar-benar menuangkankannya ke dalam tulisan (please do forgive my ruin grammar, please ).
Saya selesai membaca buku "Habibie & Ainun" ini sudah sejak 2 minggu lalu. Buku pinjaman yang sempat menginap tanpa tersentuh selama seminggu di atas tumpukan buku dan majalah di kamar, hehe...
Well, saya coba share beberapa bagian cerita yang berkesan buat saya di buku ini.
- Pertemuan 'pertama' Habibie & Ainun di masa dewasa. Lucu membayangkan Pak Habibie berkomentar spontan terhadap Ainun "dahulu gula jawa sekarang gula pasir".
- Perjuangan Habibie & Ainun sejak masa-masa awal pernikahan sampai masa-masa kritis Ibu Ainun dan akhirnya meninggal dunia. Hehe... itu mah seluruh isi buku atuh ;p
Ahaha... sebenernya sih niat awalnya satu, mau mengaitkan review buku ini dengan tulisan sebelumnya. Soalnya bersamaan dengan waktu usaha memahami analogi raja dan ratu dalam catur, saya menyelesaikan membaca buku ini, jadi seolah-olah dapat jawaban. Oohh... mungkin ini salah satu contoh yang pas untuk analogi itu.
Sang raja, kalau dianalogikan sebagai suami, memiliki kekuasaan mutlak, tapi ruang geraknya terbatas di bidang domestik rumah tangga, karena dia harus berkonsentrasi terhadap faktor-faktor lain di luar rumah tangga yang berpengaruh besar tidak hanya terhadap kelangsungan rumah tangganya saja (memberi nafkah keluarga), tapi juga terhadap orang lain (berkaitan dengan perannya di dalam masyarakat). Sedangkan ratu, yang dianalogikan sebagai istri, sebagai penjaga harmoni, memiliki ruang gerak yang lebih leluasa. Dalam perannya sebagai penjaga harmoni, dia harus mengoptimalkan ruang geraknya itu untuk menjaga harmoni / keseimbangan dalam keluarga. Memastikan penguasa bisa tetap fokus terhadap peranannya terhadap masyarakat, tanpa mengecilkan perannya di bidang domestik.
Hehe... bingung ga? Ini yang saya pahami saat ini. Kalau dapat masukan lagi, pemahaman ini pastinya masih bisa berubah, mudah-mudahan terus berkembang.
Anyway, back to the book. Kalau buat bacaan ringan, buku ini tidak begitu disarankan. Hehe... kisah cintanya memang menarik, banyak hikmahnya, tapi di bagian isi bukunya, banyak ter'selip' istilah-istilah teknik. Serasa membaca diktat kuliah. Tapi melewatkan bagian-bagian yang terlalu banyak istilah teknik disitu ga kan terlalu berpengaruh ko, jalan ceritanya masih bisa dimengerti. Kalau penasaran, dibaca seluruhnya lumayan ko untuk menambah pengetahuan di bidang teknik (hmm... ada yang nyangkut ga ya di otak?).
Happy reading!
*sumber gambar : http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/05/23/ainun-habibi-inspirator-sang-presiden-sebuah-catatan-yang-belum-selesai/
Subscribe to:
Posts (Atom)